Posted by: YaBISA | February 18, 2010

Sukses Usaha Roti Memperbaiki Ekonomi Keluarga


Yabisa dan Roti Agatha

Bapak Sumaji dan Ibu Agatha (suami-isteri) adalah pengusaha kecil roti Agatha dari Kecamatan Mantigan kabupaten Ngawi. Mereka terhitung berhasil dalam usaha roti Agatha berkat bantuan modal dari teman-teman yang terhimpun dalam Yayasan Bangun Insan Swadaya. Melalui Wawancara ini Team YaBISA ingin menggali pengalam mereka dalam menjalankan usaha mereka.

TY (Team YABISA) : Kami dengar dari Rm. Hardi bahwa ibu dan bapak memiliki usaha roti Agatha. Sejak kapan ibu mulai merintis usaha ini?

Jawaban: Usaha roti yang sedang berjalan ini saya dan suami merintisnya secara bersama sejak tahun 1999. Usaha ini kami jalankan pertama kali ketika ada permintaan dari orang-orang yang mengadakan acara hajatan seperti nikah dan sebagainya. Dari situ roti Agatha perlahan-lahan mulai dikenal orang dan mereka memesannya sendiri ke tempat kami. Sekarang ini kami bisa memproduksi roti setiap hari. Kesulitan pertama yang kami alami ialah peralatan Mixer yang berkapasitas hanya bisa mengaduk satu kilogram tepung terigu. Alat ini kami peroleh dari bantuan SSV. Kesulitan ini pada akhirnya dapat teratasi berkat adanya Mixer baru yang dibelikan Rm Hardi dan teman-teman dari YaBISA. Mixer ini berkapasitas bisa mengaduk 3 kilogram tepung terigu. Dengan Mixer ini kami mampu memproduksi roti 2-3 ratus buah setiap hari. Kami sangat berterima kasih atas bantuan Rm Hardi dan teman-teman YABISA.

TY: Apa yang mendorong ibu melakukan usaha ini?

Jawaban: Saya memiliki keterampilan (skill) membuat roti. Mengapa? Karena saya adalah lulusan SMK jurusan tata boga. Dengan latar belakang pendidikan ini saya mencoba mempraktekan pengetahuan yang saya miliki. Disamping itu, saya juga merasa terdorong untuk memperbaiki ekonomi keluarga karena gaji bapak (suami- red) sebagai guru saat itu tidak bisa menukupi kebutuhan keluarga, bahkan minus. Usaha roti ini pernah mendapat tantangan dari bapak ketika  bapak bertanya: Apakah berani maju atau tidak? Secara spontan saya katakan kepada bapak: Ya saya berani dan mari kita kerjakan bersama.

TY: Bagaimana perkembangan usaha roti Agatha sekarang dan ke depan?

Jawaban: Perkembangan usaha roti Agatha hingga saat ini termasuk baik. Sembari memproduksi roti sehari-hari, saat ini kami juga sudah menerima orderan roti untuk kebutuhan lebaran mendatang. Pesanan-pesanan sampai dengan saat ini terus berdatangan. Meskipun demikian, wilayah pemasaran roti Agatha masih terbatas pada kecamatan Mantingan-Ngawi.

TY : Apa keuntungan yang bapak/ibu peroleh dari usaha roti Agatha ini ?

Jawaban: Keuntungan dari usaha roti Agatha cukup banyak. Keuntungan itu antara lain, kami bisa sekolahkan keponakan kami sampai tamat SMA. Sekarang ia sudah mendapatkan pekerjaan dengan upah lumayan bagus. Selain itu sedikit demi sedikit kami juga mulai membangun rumah sendiri walaupun belum semuanya jadi. Lebih dari itu, kami merasah gembira karena sudah bisa mempekerjakan tiga (3) orang yang tidak mampu, diantaranya termasuk seorang pemuda penganggur. Sejauh ini mereka sangat senang dan bersyukur karena bisa kerja dan mempunyai penghasilan. Jadi usaha ini tidak hanya mengangkat ekonomi keluarga kami tetapi juga keluarga lain. Dengan demikian kami berpikir sudah berjalan sesuai dengan spiritualitas YaBISA yaitu  BERBAGI.

TY : Apa  kesulitan /tantangan  yang bapak/ ibu hadapi dalam mengelolah usaha roti agatha?

Jawaban: Untuk saat ini kusulitan yang dihadapi adalah masalah dana. Mengapa? Karena kami mulai mendapat pesanan roti dalam kapasitas jumlah yang banyak. Sementara itu bahan mentah yang tersedia pada tokok-toko di sekitar Mantingan masih terbatas. Sebagai jalan keluarnya, kami terpaksa harus keluarkan banyak biaya untuk beli bahan mentah dari tempat yang jauh seperti dari Sragen dan Solo. Kesulitan bertambah ketika mereka yang pesan roti itu ingin dilayani secepat mungkin. Pekerjaan seperti ini tentunya membutuhkan lebih banyak tenaga kerja agar bisa melayani para pelanggan tepat waktu.  Namun kami sendiri belum bisa mempekerjakan dan mengaji lebih banyak orang.

TY : Apa usaha bapak/ ibu mengatasi kesulitan/tantangan itu?

Jawaban: Untuk saat ini kami berusaha untuk mencari modal guna membeli bahan mentah seperti tepung, gula dan sebagainya dalam jumlah yang banyak sehingga tidak perlu terlalu sering keluar kota untuk belanja.  Persediaan bahan mentah dalam jumlah banyak ini tentunya memberi banyak keuntungan. Misalnya, menghemat biaya transportasi dan juga membuat kami lebih siap melayani permintaan roti dalam jumlah yang banyak.

TY : Apakah bapak/ibu mempunyai usaha lain selain roti agatha?

Jawaban: Ya, ada. Selain usaha roti, kami juga memelihara ikan nila. Kami sudah mulai merintis usaha ini di belakang rumah dengan kolam seluas 8×12 meter persegi. Ke depan kami ingin menjadikan kolam ini sebagai kolam pemancingan dan sekaligus membuka warung kopi dan makan di sekitar kolam ini.

TY: Apa pengaruh modal pinjaman yang bapak/ibu peroleh dari Rm Hardi, Pak Rendra. Pak  Harry dan teman-teman lain dari Yayasan Bangun Insan Swadaya terhadap usaha Ibu?

Jawaban: Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa modal yang dipinjamkan dari Rm Hardi dan teman-temannya itu sangat berpengaruh terhadap usaha yang kami jalankan saat ini. Sudah dijelaskan tadi bahwa modal itu kami pakai untuk beli Mixer degan kapasitas bisa mengaduk 3 kilogram tepung terigu. Mixer ini benar-benar mempermudah pekerjaan kami karena selain bisa menghemat tenaga dan waktu kerja tetapi juga meningkatkan kualitas dan kuantitas peroduksi roti dari waktu ke waktu. Syukur bahwa roti yang kami produksi pada umumnya bisa terjual habis setiap harinya.

TY : Tentu ibu Agatha masih ingat akan pesan dan harapan Rm Hardi agar suatu ketika ibu bisa menjadi pendamping dan motivator bagi teman-teman lain yang ingin merintis usaha-usaha kecil  yang memiliki arti ekonomis seperti yang ibu sendiri lakukan. Bagaimana tanggapan ibu terhadap harapan Rm Hardi?

Jawaban: Saya bersedia menjadi pendamping dan motivator seperti yang diharapakan Rm. Hardi. Untuk saat ini saja saya dan bapak sudah banyak mendampingi dan memberi pelatihan bagi ibu-ibu WK. Saya juga sudah memberi pelatihan kepada warga sekitar. Sebagai contoh, kemaren ada anak-anak santri datang belajar membuat onde-onde di sini. Kami ajari mereka sampai mahir betul membuat onde-onde. Sekarang juga saya sudah masuk dalam anggota PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) di kecamatan. Saya sudah lama menunggu kapan bisa memberikan pelatihan seperti yang diharapkan Rm. Hardi.

TY: Apakah ada kemungkinan Yayasan Bangun Insan Swadaya bekerja sama dengan bapak/ibu untuk pemberayaan sosial dan ekonomi masyarakat di kecamatan Mantingan?

Jawaban: Ada dan sangat besar kemungkinan untuk bekerja sama dengan Yayasan. Kami bersedia menjadi pendamping dan motivator bagi stakeholder Yayasan di kecamatan Mantingan. Kami merasa sudah lumayan maju karena bantuan dan dukungan banyak pihak. Setelah mengalami kebaikan dari banyak orang, kami juga ingin berbagi kebaikan itu dengan orang lain juga. Akan tetapi orang yang mau kita dampingi itu perlu memiliki karakter suka maju dan pekerja keras agar bisa mengubah hidupnya dengan kekuatan dan usaha sendiri. Terima kasih banyak ibu Agatha dan Pak Sumaji atas sharingnya yang sangat mengesankan.  (***).


Responses

  1. Nice article….sangat inspiratif. Good luck and salam kenal yach sob…by info mesin roti

  2. Sekarang bisnis roti jadi mudah denganalat ini gan 😀


Leave a comment

Categories